Waspada – Belanja online seringkali menjadi pilihan utama bagi banyak orang, terutama dengan berbagai tawaran harga murah dan diskon besar-besaran yang menggiurkan. Namun, perlu diingat bahwa di balik tawaran menggiurkan tersebut, ada modus penipuan yang sering kali mengincar konsumen yang tidak waspada. Oleh karena itu, meskipun diskon besar-besaran di event pesta belanja di sejumlah marketplace terlihat sangat menguntungkan, Anda harus tetap berhati-hati.
Penipuan ini biasanya memanfaatkan tingginya aktivitas belanja yang terjadi pada periode-periode seperti Black Friday dan musim puncak diskon lainnya. Menurut Tim Peneliti Keamanan Siber EclecticIQ, ancaman siber menjadi semakin nyata, dengan banyaknya serangan yang memanfaatkan lonjakan aktivitas belanja online pada bulan November. Saat pelanggan sibuk mencari barang dengan harga miring, mereka menjadi target empuk bagi penyerang yang mencoba mencuri data pribadi atau melakukan penipuan lainnya.
Jadi, meskipun diskon besar-besaran menarik untuk dimanfaatkan, penting bagi kita untuk selalu berhati-hati dan memeriksa keaslian situs atau tawaran yang diberikan. Jangan hanya tergiur dengan harga murah, tetapi pastikan keamanan transaksi Anda dengan memeriksa kelengkapan dan kepercayaan terhadap platform yang Anda gunakan.
Penipuan Belanja Online: Bagaimana Pelaku Memanfaatkan Diskon untuk Mencuri Data
Menurut tim peneliti EclecticIQ, para penipu yang memanfaatkan musim belanja online telah berhasil mencuri sejumlah data penting dari korban. Mulai dari data pemegang kartu, autentikasi sensitif, hingga informasi identitas pribadi—semua ini menjadi sasaran empuk bagi para pelaku kejahatan siber yang memanfaatkan antusiasme belanja online.
Ancaman ini dikaitkan dengan pelaku yang dikenal dengan nama SilkSpecter, yang menggunakan penyedia pemrosesan pembayaran yang sah untuk menipu korban. Metode yang mereka gunakan melibatkan pembuatan diskon palsu dan URL palsu yang muncul di hasil pencarian, membuat korban merasa tertarik untuk mengklik dan bertransaksi. Selain itu, para penipu ini juga cerdik dalam membuat situs yang disesuaikan dengan lokasi IP korban, sehingga tampak lebih sah dan meningkatkan kemungkinan korban untuk jatuh dalam perangkap mereka.
Tim peneliti juga memberikan beberapa tips penting untuk menghindari ancaman penipuan ini. Salah satunya adalah dengan mengenali domain yang sering digunakan oleh para penipu, yang bisa sangat mirip dengan situs yang sah. Dengan memeriksa keaslian URL dan memastikan situs yang Anda kunjungi aman, Anda bisa mengurangi risiko menjadi korban penipuan.
Jangan tergiur dengan diskon besar-besaran tanpa memeriksa keamanan situs terlebih dahulu. Pastikan Anda selalu berbelanja di platform yang terpercaya dan selalu waspada terhadap tanda-tanda penipuan yang bisa muncul selama perayaan diskon.
Waspadai Domain Berbahaya Saat Belanja Online: FBI Peringatkan Ancaman Penipuan pada Black Friday
FBI baru-baru ini mengeluarkan peringatan mengenai penggunaan domain berbahaya yang sering dipakai oleh penipu selama perayaan diskon besar-besaran seperti Black Friday dan Cyber Monday. Para penipu ini sering kali menggunakan domain dengan akhiran .top, .shop, .store, dan .vip yang terlihat mirip dengan domain e-commerce yang sah, untuk menipu korban. Hal ini dilakukan dengan cara meniru nama-nama situs belanja besar agar tampak terpercaya, namun sebenarnya mereka adalah jebakan.
Beberapa domain yang ditemukan oleh tim peneliti mencurigakan, seperti northdaceblackfriday.shop, dopeblackfriday.shop, dan blackfriday-shoe.top. Namun, para peneliti mengungkapkan bahwa ada lebih dari 4.000 domain berbahaya yang telah ditemukan, dan pengguna internet harus sangat berhati-hati saat mencari diskon dalam pesta belanja ini.
FBI menegaskan bahwa konsumen harus menghindari situs yang tidak dikenal, terutama yang menawarkan diskon tidak realistis dengan kalimat yang sangat menggiurkan. “Jauhi situs-situs yang tidak dikenal yang menawarkan diskon tidak realistis untuk barang bermerek. Penipu memangsa pemburu barang murah pada Black Friday dan Cyber Monday dengan iklan promosi ‘Hanya Satu Hari’ dari merek terkenal,” kata FBI.
Tanpa kewaspadaan yang tinggi, konsumen bisa dengan mudah terjebak dalam penipuan. “Tanpa mata yang skeptis, konsumen membayar sebuah barang, memberikan informasi pribadi, dan tidak mendapatkan apapun kecuali identitas yang dikompromikan,” lanjut FBI, menekankan pentingnya kehati-hatian dalam bertransaksi online.
Baca juga berita teknologi terupdate