Konglomerat Indonesia Jadi Korban Ribuan Hoax Deepfake

Konglomerat Indonesia – Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) terus berupaya memberantas penyebaran hoax berbentuk deepfake yang semakin meresahkan. Baru-baru ini, Kominfo mengungkapkan telah menurunkan ribuan konten hoax deepfake yang beredar di dunia maya. Mirisnya, salah satu korban dari penipuan ini adalah seorang konglomerat tanah air.

Direktur Jenderal Informasi Komunikasi dan Publik (Dirjen IKP) Kementerian Kominfo, Prabu Revolusi, mengungkapkan bahwa ia pernah dihubungi oleh salah satu konglomerat besar di Indonesia. Dalam percakapan tersebut, konglomerat tersebut mengeluhkan adanya akun media sosial yang memanfaatkan teknologi deepfake untuk menirukan dirinya. Akun palsu ini digunakan untuk mengelabui korban dan melakukan penipuan dengan menyamar sebagai sang konglomerat.

Kasus ini menjadi bukti nyata bahwa teknologi deepfake tidak hanya menyerang tokoh publik internasional, tetapi juga menyasar orang-orang berpengaruh di Indonesia. Kominfo terus bekerja keras untuk menurunkan konten-konten semacam ini, melindungi masyarakat dari kejahatan digital yang semakin canggih.

Deepfake Menyerang Konglomerat Indonesia, Kominfo Bertindak Cepat

Direktur Jenderal Informasi Komunikasi dan Publik (Dirjen IKP) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), Prabu Revolusi, mengungkapkan bahwa Kominfo baru saja menindak konten deepfake yang menargetkan seorang konglomerat Indonesia. Dalam kasus tersebut, konten tersebut dihapus atau take down oleh Kominfo dari salah satu platform media sosial hanya dalam 3-4 hari terakhir.

Prabu menjelaskan bahwa deepfake tersebut menggunakan teknologi kecerdasan buatan (AI) untuk menirukan konglomerat tersebut, seolah-olah dia berkata, “Kalau mau kaya, follow akun saya dan daftar di nomor yang di bawah ini.” Penipuan semacam ini berpotensi menyesatkan banyak orang dengan berpura-pura sebagai sosok terkenal, memanfaatkan popularitas mereka untuk kepentingan penipuan.

Pernyataan ini disampaikan oleh Prabu di Gedung Kementerian Kominfo, Jakarta, pada Jumat (13/9/2024). Kasus ini menegaskan pentingnya kewaspadaan masyarakat terhadap konten digital, serta peran aktif Kominfo dalam menanggulangi kejahatan berbasis teknologi seperti deepfake.

Aksi Cepat Kominfo Take Down Akun Deepfake yang Menyamar sebagai Konglomerat RI

Menurut Prabu Revolusi, video deepfake yang meniru seorang konglomerat Indonesia berhasil menarik perhatian banyak orang. Akun palsu tersebut memiliki hingga 300-400 pengikut di media sosial, yang terkesan dengan tampilan video yang sangat menyerupai sosok asli. Tak ingin lebih banyak masyarakat yang tertipu, Kominfo bergerak cepat untuk men-take down akun tersebut.

Prabu menceritakan bahwa ia dihubungi langsung oleh orang dari pihak konglomerat, yang memastikan bahwa video tersebut adalah palsu. “Itu bukan saya, itu palsu,” ujar sang konglomerat. Dengan teknologi deepfake yang sangat canggih, banyak orang sulit membedakan apakah video itu asli atau palsu, karena tampilannya sangat mirip dengan sosok aslinya.

Karena urgensi situasi, proses take down tidak dilakukan melalui sistem otomatis. Prabu menjelaskan bahwa Kominfo harus segera mengambil tindakan prioritas melalui jalur langsung, dengan tujuan mencegah lebih banyak orang yang tertipu oleh akun tersebut.

Kominfo Take Down Ribuan Akun dan Konten Deepfake Hoax

Saat ditanya mengenai jumlah akun atau postingan deepfake hoax yang telah diturunkan oleh Kominfo, Prabu Revolusi, Direktur Jenderal Informasi Komunikasi dan Publik (Dirjen IKP) Kementerian Kominfo, mengakui bahwa ia tidak mengetahui angka pastinya. Namun, Prabu memastikan bahwa jumlah konten dan akun yang telah di-take down sudah mencapai ribuan.

“Kalau angka pastinya, saya harus cek datanya ya, saya enggak hafal datanya. Tapi, apakah banyak? Iya mungkin ribuan konten ya, ribuan akun atau konten yang di-take down, baik melalui inisiatif dari Kominfo ataupun juga yang langsung dari platform,” kata Prabu.

Lebih lanjut, Prabu menjelaskan bahwa platform media sosial juga memiliki moderasi sendiri, dan mereka melaporkan konten atau akun yang terindikasi penipuan ke Kominfo. “Platform juga melaporkan kepada kita akun ataupun konten mana saja yang terindikasi penipuan untuk di-take down, itu ribuan jumlahnya,” pungkasnya.

 

Baca juga berita teknologi terupdate

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *