Rusia Desak Prancis Buktikan Tuduhan Terhadap CEO Telegram

Rusia Desak Prancis Buktikan – Penangkapan pendiri dan CEO Telegram, Pavel Durov, di Prancis telah menjadi perhatian serius di Rusia. Menanggapi penahanan ini, Rusia mengeluarkan peringatan kepada Prancis, dengan mengisyaratkan bahwa tindakan tersebut mungkin bermotif politik.

Kantor Kejaksaan Umum Paris mengeluarkan surat perintah penangkapan Durov atas tuduhan kejahatan terorganisir, perdagangan narkoba, penipuan, terorisme, dan distribusi gambar pornografi anak di bawah umur melalui platform Telegram. Tuduhan ini sangat serius dan berpotensi berdampak besar pada platform yang memiliki jutaan pengguna di seluruh dunia.

Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, memperingatkan dan mendesak Paris untuk memberikan bukti yang mendukung tuduhan tersebut terhadap Durov. “Tuduhan tersebut memang sangat serius,” kata Peskov seperti dikutip. Rusia ingin memastikan bahwa penangkapan ini didasarkan pada bukti yang valid, bukan sekadar upaya untuk menekan Telegram dan pendirinya.

Kremlin Desak Prancis untuk Tunjukkan Bukti Kuat Terkait Tuduhan Terhadap Pavel Durov

“Mereka membutuhkan dasar bukti yang tidak kalah seriusnya. Jika tidak demikian, itu akan menjadi upaya langsung untuk membatasi kebebasan berkomunikasi,” ujar juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov.

Peskov menambahkan bahwa jika Prancis gagal memberikan bukti yang cukup kuat atas tuduhan terhadap Pavel Durov, penangkapan ini bisa dianggap sebagai upaya untuk membatasi kebebasan berbicara dan sebagai bentuk intimidasi terhadap pendiri Telegram. Hal ini sangat mengkhawatirkan mengingat dampak yang dapat ditimbulkan terhadap kebebasan komunikasi di platform yang digunakan oleh jutaan orang di seluruh dunia.

Pavel Durov, yang lahir di Rusia, saat ini memegang kewarganegaraan Prancis dan Uni Emirat Arab. Dengan latar belakang ini, penangkapan Durov tidak hanya menimbulkan pertanyaan di Rusia, tetapi juga dapat memicu perhatian dan reaksi dari komunitas internasional.

Dukungan Internasional untuk Pavel Durov di Tengah Penangkapan Kontroversial

Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, mengindikasikan bahwa Rusia masih menganggap Pavel Durov sebagai warga negara mereka, dan siap memberikan dukungan yang diperlukan meskipun situasinya cukup rumit. Peskov menyebut bahwa Rusia siap memberikan bantuan diplomatik kepada Durov jika diperlukan.

Di sisi lain, Uni Emirat Arab (UEA) juga telah mengajukan permintaan kepada pejabat Prancis untuk menawarkan bantuan diplomatik kepada Durov dan mengikuti perkembangan kasus ini dengan saksama. Langkah ini menunjukkan bahwa negara-negara lain juga memperhatikan dengan serius penangkapan tokoh teknologi ini.

Presiden Prancis, Emmanuel Macron, menyatakan bahwa keputusan untuk menahan Durov tidak bermotif politik, tetapi merupakan bagian dari penyelidikan independen. Macron menegaskan bahwa Prancis tetap berkomitmen terhadap kebebasan berbicara, meskipun penangkapan Durov telah menimbulkan berbagai spekulasi.

Pavel Durov, salah satu tokoh teknologi paling terkemuka dari Rusia, mendirikan Telegram pada tahun 2013 dan memposisikannya sebagai platform yang netral dan tak disensor, dapat diakses oleh semua lapisan masyarakat dan berbagai pandangan. Menurut Forbes, Durov memiliki kekayaan sebesar USD 15,5 miliar, menjadikannya orang terkaya ke-121 di dunia.

Telegram sendiri sempat diblokir di Rusia pada tahun 2018 dan didenda beberapa kali karena gagal menghapus konten yang dianggap ilegal. Namun, pada tahun 2020, akses ke Telegram dipulihkan di Rusia, yang memicu spekulasi tentang kemungkinan hubungan antara Telegram dan pemerintah Rusia—klaim yang telah dibantah oleh Telegram.

Dengan lebih dari 800 juta pengguna di seluruh dunia, Telegram menjadi alat komunikasi penting, terutama di Rusia dan Ukraina. Aplikasi ini digunakan oleh pejabat pemerintah dan militer di kedua belah pihak dalam konflik Rusia-Ukraina, menunjukkan peran krusialnya dalam situasi geopolitik yang kompleks.

 

Baca juga berita teknologi terupdate

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *